Sabtu, 14 November 2015


Hai sobat militer kali ini kita akan membahas para "Monster Laut" kebanggaan Indonesia. inilah monster laut itu

Kri Irian-201


KRI Irian adalah sebuah kapal penjelajah kelas Sverdlov (Project 68-bis) milik TNI AL pada tahun 1960-an. Kapal jenis ini adalah kapal penjelajah konvensional terakhir yang dibuat untuk AL Uni Soviet, 13 kapal diselesaikan sebelum Nikita Khrushchev menghentikan program ini karena kapal jenis ini dianggap kuno dengan munculnyarudal (peluru kendali). Kapal ini adalah versi pengembangan dari kapal penjelajah kelas ChapayevSenjata utama dari KRI Irian adalah 4 buah turret/kubah, dimana setiap kubah berisi 3 meriam kaliber 6 inci/152 mm. Sehingga total ada 12 meriam kaliber 6 inci di setiap kubah. perlengkapan KRI Irian antara lain.
    • 10 tabung torpedo antikapal selam kaliber 533 mm
    • 12 buah meriam kapal B-38/L57 kaliber 152 mm (6 di depan, 6 di belakang)
    • 12 buah meriam Model 1934/L56 kaliber 100 mm, ditempatkan dalam 6 kubah SM-5-1 (2 meriam per 1 kubah)
    • 32 buah meriam multifungsi kaliber 37 mm
    • 4 buah triple gun Mk5-bis kaliber 20 mm (untuk keperluan antiserangan udara)
    • 1x radar penjejak udara Big Net atau Top Trough
    • 1x radar penjejak udara High Sieve atau Low Sieve
    • 1x radar penjejak udara Knife Rest
    • 1x radar penjejak udara Slim Net
    • 1x radar navigasi Don-2 atau Neptune
    • 2x radar pengatur penembakan senjata Sun Visor
    • 2x radar pengatur penembakan meriam kapal B-38, Top Bow
    • 8x radar pengatur penembakan senjata Egg Cup
    • 2x sistem jamming elektronik Watch Dog

 Kri Sam Ratulangi-4101

KRI Ratulangi adalah alutsista yang khas di era tersebut, pasalnya peran kapal ini begitu vital sebagai kapal induknya armada kapal selam TNI AL yang saat itu memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey buatan Uni Soviet. KRI Ratulangi adalah jenis kapal perang atas air yang berfungsi sebagai pendukung dan pengendali operasi taktis kapal-kapal selam. Keberadaan jenis kapal ini diperlukan untuk menyuplai logistik, merawat, dan memperbaiki peralatan kapal, serta melakukan tindakan medis. Dan karena desain kapal selam kelas Whiskey yang kurang nyaman dan ergonomis untuk awaknya, maka KRI Ratulangi juga dimanfaatkan para awak kapal selam untuk beristirahat selama sedang tidak aktif. KRI Ratulangi merupakan kapal tender kelas Don buatan Uni Soviet. Bobot kapal ini mencapai 6.800 ton dalam kondisi standar dan 9.000 ton pada kondisi muatan penuh. Don class mulai diproduksi pada periode tahun 1958 – 1961. Untuk keperluan Angkatan Laut Uni Soviet, kapal Tender jenis Don ini diprodukksi sebanyak 7 unit, dan 1 unit diproduksi untuk digunakan oleh TNI AL (ALRI). Kapal perang dengan awak 300 personel ini dilengkapi dengan aneka persenjataan yang membuatnya setara dengan destroyer. Dalam catatan sejarah, KRI Ratulangi memiliki 4 pucuk meriam kaliber 100mm dalam kubah meriam tunggal, dan 8 pucuk meriam kaliber 57mm berada dalam 4 menara meriam berlaras kembar. Dan untuk melibas kapal selam lawan, kapal tender ini juga dapat menyebar ranjau laut.

Kri pasopati-410


KRI Pasopati 410 adalah kapal selam buatan Uni Soviet ( Rusia ) berjenis SS tipe Wishkey Class. Kapal selam ini dibuat pada tahun 1952 dengan panjang 76 meter, lebar 6,3 meter, serta menggunakan tenaga penggerak diesel elektrik, kapal selam ini dapat menempuh kecepatan maksimum hingga 18,3 Knot ( sekitar 34 km/jam ). Untuk persenjataan Kapal selam ini dilengkapi 4 buah peluncur torpedo di depan ( haluan ) dan 2 buah peluncur torpedo di belakang ( buritan ). Kapal ini mampu membawa 12 buah torpedo dengan panjang 7 meter dan megangkut 63 awak kapal termasuk perwira. Yang membuat kapal jenis ini ditakuti pada saat itu adalah karena kemampuannya menyelam hingga kedalaman 250 meter di bawah permukaan laut.
Sepanjang pengabdiannya, KRI Pasopati 410 telah melaksanakan beberapa operasi diantaranya seperti Operasi Alugoro pada tanggal 28 Juli 1962. Operasi ini merupakan bagian dari Operasi Trikora untuk mengembalikan wilayah Irian Barat ke NKRI. Operasi lainnya adalah operasi di Timor Timur, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan Samudera Hindia. Hingga akhirnya KRI Pasopati 410 berhenti ( di Non-Aktifkan ) dari jajaran armada TNI AL pada tanggal 25 Januari 1990.

Kri Gajah Mada-G02


Dalam konteks kekinian, korvet kelas SIGMA (kelas Diponegoro) bisa dianggap sebagai flagship TNI AL, karena dari segi alutsista dan perangkat pendukung kapal buatan Belanda ini adalah yang paling canggih. Mundur ke dekade 90-an, frigat kelas Van Speijk yang dibeli second dari Belanda adalah yang paling canggih dimasanya. Mundur lagi ke dekade 80-an, kita mengenal frigat kelas Fatahillah (KRI Fatahillah, KRI Malayahati, dan KRI Nala) adalah kapal perang termodern dikala itu, bahkan kapal ini dibeli gres alias baru, juga dari Belanda. Bagaimana flagship TNI AL di tahun 70-an? Ada tiga perusak kawal (destroyer escort) kelas Claude Jones yang statusnya bekas pakai dari AL AS. Saat itu, inilah kapal perang terbesar yang dimiliki TNI AL, maklum waktu usia ALRI masih sangat muda, selain awak yang masih hijau, umumnya kapal yang ada masih berupa tug boat yang dipersenjatai kanon ringan. Adanya KRI Gadjah Mada adalah berkah tersendiri, sekaligus lompatan teknologi yang besar pada masa itu. Senjata andalan pada KRI Gadjah Mada adalah 6 unit meriam 4.7 inchi Vickers MK XIV  kaliber 120mm,  Meriam Vickers MK XIV ini menggunakan pola tembakan semi otomatis, mempunyai jarak tembak maksimum 14.632 meter, dan jarak tembak efektif 9.144 meter.
  • Tipe                       : destroyer
  • Dimensi                : 99,5 x 10,9 x 2,74 meter
  • Berat kosong     : 1.670 ton
  • Berat penuh       : 2.330 ton
  • Mesin                   : 2 steam turbin dengan dua baling-baling
  • Tenaga                 : 4000 hp    
  • Kecepatan max : 36 knots
  • Kecepatan Jelajah           : 15 knots
  • Kapasitas BBM  : 611 ton
  • Jarak Jelajah       : 5.400 nm
  • Awak                     : 183 – 247 orang